Dimensi Profil Lulusan
Dimensi profil lulusan Keimanan dan Ketakwaan terhadap
Tuhan YME menunjukkan individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan
Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
keimanan ini tercermin dalam perilaku yang berakhlak mulia, penuh kasih, serta
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Dengan demikian,
profil ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pengetahuan, moralitas,
dan hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan
sekitarnya.
Dimensi profil lulusan kewargaan menunjukan individu
yang memiliki rasa cinta tanah air, menaati aturan dan norma sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta
berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan
manusia dan lingkungan. Fokus kewargaan yaitu kesadaran peserta didik untuk
berkontribusi terhadap kebaikan bersama sebagai warga negara dan warga dunia.
Profil lulusan ini tidak terlepas dari nilai-nilai Pancasila yang mencerminkan
individu yang memiliki karakter, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila. Peserta didik yang
selalu menjunjung moral dan nilai spiritual, bersikap adil dan menghormati hak
orang lain, mencintai negara, budaya, dan keberagaman Indonesia, berperan aktif
dalam proses demokrasi dengan musyawarah, serta berupaya menciptakan
kesejahteraan bersama.
Dimensi profil lulusan penalaran kritis menunjukkan
individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam
memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi. Peserta didik memiliki
keterampilan untuk menganalisis masalah, mengevaluasi argumen, menghubungkan
gagasan yang relevan, dan merefleksikan proses berpikir dalam pengambilan
keputusan. Peserta didik yang memiliki kemampuan penalaran kritis cenderung
mampu memecahkan masalah secara sistematis, mempertimbangkan berbagai sudut
pandang, dan menghasilkan solusi yang rasional serta berbasis bukti. Kemampuan
ini membentuk pribadi yang cermat, tanggap, dan mampu menghadapi tantangan
dengan pemikiran yang mendalam dan terstruktur.
Dimensi profil lulusan kreativitas adalah individu yang
mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau
informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat. Mereka dapat
melihat masalah dari berbagai sudut pandang, menghasilkan banyak gagasan, serta
menemukan dan mengembangkan alternatif solusi yang efektif. Peserta didik yang
memiliki kreativitas cenderung berpikir di luar kebiasaan, mengembangkan
ide-ide secara mendalam, serta memodifikasi atau menciptakan sesuatu yang
orisinal, bermakna, dan memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Dimensi profil lulusan kolaborasi adalah individu yang
mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk
mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab. Mereka
menjalin hubungan yang kuat, menghargai kontribusi setiap anggota tim, serta
menunjukkan sikap saling menghormati meskipun terdapat perbedaan pendapat atau
latar belakang. Peserta didik dengan kemampuan kolaborasi mampu berkontribusi
secara aktif, menggunakan pemecahan masalah bersama, dan menciptakan suasana
yang harmonis untuk mencapai tujuan bersama.
Dimensi profil kemandirian artinya peserta didik mampu
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan
kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan
tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain. Mereka memiliki kebebasan
dalam menentukan pilihan, menguasai dirinya, serta gigih dalam berusaha untuk
mencapai tujuan. Peserta didik yang mandiri mampu mengelola waktu, sumber daya,
dan tindakan mereka secara efektif untuk mencapai hasil yang optimal. Profil
dimensi kemandirian ini menunjukkan peserta didik sebagai manusia pembelajar,
yaitu individu yang secara terus-menerus mencari ilmu, mengembangkan diri, dan
beradaptasi dengan perubahan (pembelajar sepanjang hayat).
Dimensi profil kesehatan menggambarkan peserta didik
yang sehat jasmani sebagai individu yang menjalankan kebiasaan hidup sehat,
memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan
kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).
Profil ini menggambarkan peserta didik yang mampu menjalani kehidupan produktif
dengan kualitas kesehatan fisik dan mental yang optimal dan berkontribusi
secara positif dalam lingkungan sosialnya.
Peserta didik memiliki kemampuan komunikasi yang baik
untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi dengan jelas serta berinteraksi
secara efektif dalam berbagai situasi. Profil ini memungkinkan peserta didik
mampu berinteraksi dengan orang lain, berbagi serta mempertahankan pendapat,
menyampaikan sudut pandang yang beragam, dan aktif terlibat dalam kegiatan yang
membutuhkan interaksi dua arah. Dengan demikian diharapkan lulusan yang
memiliki kemampuan komunikasi dengan baik dapat membangun hubungan yang positif,
menjembatani perbedaan pendapat, dan menciptakan pemahaman bersama dalam
lingkungan sosial maupun profesional.
Prinsip pembelajaran menjadi landasan penting
yang memastikan proses belajar berjalan efektif. Tiga prinsip utama yang
mendukung PM adalah berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ketiga prinsip
ini saling melengkapi dalam membangun pembelajaran mendalam bagi peserta didik.
Berkesadaran merupakan pengalaman belajar peserta didik
yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang
aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran,
termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi
belajar untuk mencapai tujuan. Ketika peserta didik memiliki kesadaran belajar,
mereka akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai pembelajar
sepanjang hayat.
Pembelajaran
bermakna terjadi ketika peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya secara
kontekstual. Proses belajar
peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun
berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan. Kemampuan ini mendukung
retensi jangka panjang. Pembelajaran terkoneksi dengan lingkungan peserta didik
membuat mereka memahami siapa dirinya, bagaimana menempatkan diri, dan
bagaimana mereka dapat berkontribusi kembali. Konsep pembelajaran yang bermakna
melibatkan peserta didik dengan isu nyata dalam konteks personal/ lokal/
nasional/ global. Pembelajaran harus melibatkan orang tua, masyarakat, atau
komunitas sebagai sumber pengetahuan praktis, serta menumbuhkan rasa tanggung
jawab dan kepedulian sosial.
Pembelajaran
yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan,
dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung
secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan
pengetahuan. Ketika peserta didik menikmati proses belajar, motivasi intrinsik
mereka akan tumbuh, mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan
aktif. Dengan demikian, pembelajaran membangun pengalaman belajar yang
berkesan. Bergembira dalam belajar juga diwujudkan ketika setiap peserta didik
merasa nyaman, peserta didik terpenuhi kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki,
kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.