Kamis, 08 Agustus 2024

Kurikulum Merdeka

Beberapa prinsip utama dari Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menawarkan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan konten yang lebih optimal, sehingga peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensi mereka. Dalam pelaksanaannya, guru memiliki kebebasan untuk memilih berbagai alat pembelajaran, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Kurikulum ini juga mencakup proyek-proyek untuk memperkuat profil pelajar Pancasila, yang dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyek-proyek ini tidak bertujuan untuk mencapai target pembelajaran tertentu dan tidak terkait dengan konten mata pelajaran tertentu.

Inti dari Kurikulum Merdeka adalah konsep Merdeka Belajar, yang dirancang agar siswa dapat mendalami minat dan bakat mereka masing-masing. Misalnya, jika dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka metode penilaian yang digunakan juga akan berbeda. Anak-anak tidak dipaksa untuk mempelajari hal-hal yang tidak mereka sukai, sehingga memberikan otonomi dan kebebasan bagi siswa dan sekolah. Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, hingga Kesetaraan. Setiap satuan pendidikan menentukan pilihannya berdasarkan angket kesiapan implementasi Kurikulum Merdeka yang menilai kesiapan guru, tenaga kependidikan, dan satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pilihan yang paling sesuai akan disesuaikan dengan kesiapan satuan pendidikan, sehingga implementasi Kurikulum Merdeka akan lebih efektif sesuai dengan kebutuhan.

 Beberapa prinsip utama dari Kurikulum Merdeka antara lain:

1.    Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Fokus pada pengembangan kompetensi siswa, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

2.    Pendidikan yang Inklusif dan Berkeadilan: Memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

3.    Pengembangan Karakter: Menekankan pentingnya pendidikan karakter yang mencakup nilai-nilai seperti integritas, kerja sama, dan kemandirian.

4.    Kontekstual dan Relevan: Materi pembelajaran disesuaikan dengan konteks lokal dan relevan dengan kehidupan nyata siswa.

5.    Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Mengutamakan kebutuhan, minat, dan potensi siswa dalam proses pembelajaran.

Kurikulum Merdeka memungkinkan sekolah untuk memilih dan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing, serta memberikan lebih banyak ruang bagi inovasi dalam metode pengajaran dan evaluasi.

 

Sebagian di kutip dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK)

PENGERTIAN DAN PERAN KEPEMIMPINAN Kepemimpian berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntun atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunju...